Pengaruh lembaga survei terhadap opini publik dalam proses demokrasi di Indonesia

Lembaga survei saat ini masih terbilang baru. Lembaga ini menjadi penting untuk dibicarakan mengingat kepentingan lembaga survei ini masih dipertanyakan. Apakah benar-benar independen atau hanya kepanjangan tangan dari politik  penguasa ?



Peran lembaga survei dalam melakukan Quick Count sangat dibutuhkan, namun hendaknya ini tidak disalahgunakan oleh pegiat lembaga survei yang hendak menodainya dengan kepentingan yang lain agar proses demokrasi berjalan dengan lancar.



Eksistensi lembaga survei muncul dan popularitasnya sangat dominan di masyarakat. Survei-survei maupun polling-pollingnya mempengaruhi opini publik. Lembaga survei sangat diminati oleh parpol atau calon-calon legislatif. Namun sayangnya, eksistensi ini dibarengi oleh kontroversi. Masyarakat menganggap lembaga itu tidak netral dari politik of interest tim sukses yang memenangkan pemilihan.



Lembaga survei bukan malah menumbuhkan iklim demokratisasi publik melainkan menebar kebohongan lewat hasil-hasil survei yang dibuatnya. Sebab, kinerjanya sudah dianggap hanya untuk mempengaruhi pemilih pada salah satu parpol maupun calon legislatif.



Di Amerika (Negara bapak demokrasi) kontroversi lembaga survei juga terjadi. Lembaga survei hanya di anggap tertarik pada industrialisasi dan bisnis atau pembentukan opini publik dengan menarik perhatian media  massa dari pada mengungkan opini publik yang sesungguhnya. Salah satu lembaga survei yang ada di Amerika itu bernama Gollup Poll.



Lembaga ini di tenggarai berselingkuh dengan kekuasaan yang menginginkan kesuksesan politik di negeri Paman Sam ini. Yang mengungkap licik dan bobroknya lembaga ini adalah David W Moore (mantan orang dalam Gollup Poll).



Indonesia belum lama mengawal demokrasi pemilu yang benar-benar dilakukan secara langsung dan demokratis. Hendaknya ini tidak di nodai. Lembaga survei di tenggarai membuat bingung masyarakat sehingga dinilai tidak independen lagi. Karena terbukti saat ini lembaga survei terkesan menggiring opini publik kearah kontestan tertentu.



Namun masyarakat mulai berhati-hati dengan lembaga survei. Mereka tidak mau terpengaruh dengan opini publik yang diterbar oleh lembaga survei. Semoga ini menjadi titik awal masyarakat Indonesia mulai demokratis.



#Diilhami dari tulisan Ismatillah A Nu’ad (peneliti pusat studi islam dan kenegaraan, Universitas Paramadina, Jakarta

"abong mahasiswa"

@:"Pan ente gawe naon ayeuna ?"
I : "Sakola keneh, masih kuliah"
@ : "Semester sabaraha ayeuna ?"
I : "Semester 7"
@ : "Ah naon kuliah mah tungtungna mah neang duit gawe"

Ungkapan di atas sering aku dengar dari teman-temanku yang udah punya kerjaan dan menghasilkan uang dari kerjaannya itu. Aku suka diam sejenak kalau mau ngebales ungkapan itu. Nyari ungkapan yang tepat biar ga dibilang "abong mahasiswa". Udah itu, aku bilang : 

"Ah da tujuan saya mah supaya bisa reunian, kan keren mun reunian teh :D, selain itu juga, meh saya anu pake toga bisa difoto sama bapak + adik-aadik . :)" (pake gaya ayah pidi baiq sebagian) hehe

Ngasih kebanggaan pada orang tua itu satu hal yang paling luarbiasa diantara hal yang lain. Pernah ga kamu ngasih kebanggaan pada orang tua dalam bentuk dan hal yang berbeda atau samasekali belum pernah? 

Kalau ngasih kebanggaan ke orang tua dengan hal materi itu mah menurutku hal yang biasa. Alasannya, suka denger juga kalau dirumah, nenek atau kakek bilang "teu penting duit mah, nu penting mah nini jeung aki geus bagja lamun bisa ningali ujang jadi jalma bener, sholeh"

Ini bukan masalah kuliahnya, ini tentang ngasih kebanggaan. Ilmu dan segala hal tentang pengetahuan itu mah bonus dari usaha ngasih kebanggaan itu. Percuma kuliah kalau ga sholeh, ga pernah ngasih do'a ke orang tua, akhlaknya tambah rusak. karena harapan orang tua itu ingin anaknya baik, sholeh-sholehah, ta'at pada aturan agama dan ga pernah niggalin sholat.

#Ilmu kehidupan itu ada disekeliling kita, dimanapun kapanpun :)

“luncat tina udar, leupas tina tali gadang”

Tantangan untuk hidup kini semakin terasa keras. Selalu saja ada sesuatu yang memang mungkin itu bisa membuat kita semakin giat dan kuat menghadapinya, atau mungkin bisa membuat kita jatuh dan semakin memperburuk keadaan. Sikap yang diambil dalam menghadapi kondisi seperti itu haruslah dipertimbangkan dengan baik.

Masa depan memang sudah menanti kita untuk datang. Kata orang-orang, masa depan itu ditentukan oleh kita yang sedang menjalani di masa sekarang. Semua hal yang kita lakukan, besar kecilnya dapat mengubah masa depan yang kita ingin gapai.

Pengambilan keputusan dalam berbagai hal yang kita hadapi haruslah keputusan yang terbaik dan kita yakin akan keputusan itu. Resiko atau akibat dari kita mengambil keputusan itu haruslah dipikirkan terlebih dahulu sebelum kita memikirkan kesenangan dan kebahagiaan.Ketika kita sudah siap dengan keputusan kita, berarti kita siap dengan segala resiko yang akan menimpa kita. Jika diperhitungkan dengan tepat, maka resiko apapun tidak akan membuat kita menjadi semakin tertekan bahkan jatuh.

Merasa berat dan tidak mampu dengan beban atau masalah yang sedang dihadapi itu wajar. Merasa ringan dan mampu menyelesaikan masalah juga wajar. Hanya saja, jika kita terus-terusan merasa berat dan tidak mampu dengan setiap  masalah yang kita hadapi, secara otomatis mindset  atau pikiran seperti itu bisa menjadi kenyataan. Kita tidak mampu dan menyerah pada kenyataan. Begitupun sebaliknya.

Keinginan yang telah kita buat tentu saja harus menjadi motivasi. Saat kita berjalan menuju terwujudnya keinginan itu pasti ada lika-liku dan rintangan bagai jalan yang berkelok dan berlubang. Dalam kondisi seperti ini, bisikan-bisikan iblis akan hadir. Dimana kita memiliki keinginan disitulah iblis. Peran iblis dalam membuat manusia tak berdaya dan tergiur dengan bisikannya sangatlah dominan jika keinginan itu semakin kuat. Maka dari itu, dalam setiap keinginan dan keputusan yang telah kita buat haruslah diikat dengan kuat oleh agama dan syari’at.

Bukan berarti kita dalam menghindari godaan syetan tidak perlu memiliki keinginan apalagi tidak punya keinginan. Keinginan itu harus tetap ada karena itu adalah hukum alam.“Tong hayang komo embung, tong embung komo hayang” adalah salah satu cara dari sekian cara dalam menyikapi keinginan yang ingin dicapai.

luncat tina udar, leupas tina tali gadang”, saat ada keinginan dan keinginan itu terwujud,jangan sesekali kita terlepas dari ajaran syari’at dan agama.

#SelfRevolution
#MudaBedaBerkarakter
#Sasieureun sabeunyeureun

Tentng pertanyaan yang aku pertanyakan

Hujan saat ini sedang turun dengan deras. Aku sandarkan kepalaku pada jendela kecil tepat di samping tempat tidurku. Aku lihat air mengalir pada kaca dan ciptakan bayangan yang samar tentang wujudmu. Saat itu dirumah sedang tak ada siapa-siapa. Hanya ada aku dan bayangan.

Kusampaikan beberapa pertanyaan untukmu pada air yang mengalir.

Aku bertanya,
“apa kabar denganmu ?”
“apakah kamu baik-baik saja ?”
“masihkah kamu ingat denganku?”
“adakah rindu di hatimu?”
“Adakah kamu bertanya tentang semua pertanyaan yang aku tanyakan kepadamu ?”
“kamu itu nyata atau hanya khayalan belaka?”

Aku tarik selimut dan ku balut tubuh ini. Angin berhemus kencang. Udara semakin dingin. Dan aku di sini sendiri bersama bayangan dalam ruang yang sempit. Dan aku masih bertanya tentang semua pertanyaan yang aku sampaikan pada air yang mengalir.

Aku bertanya,
“apa kabar denganmu ?”
“apakah kamu baik-baik saja ?”
“masihkah kamu ingat denganku?”
“adakah rindu di hatimu?”
“Adakah kamu bertanya tentang semua pertanyaan yang aku tanyakan kepadamu ?”
“kamu itu nyata atau hanya khayalan belaka?”

Mata mulai terpejam dan pertanyaan itu mulai larut bersama mata yang terpejam. Kamu hadir dan perlihatkan wujudmu dalam mimpi yang menipu. Lantas aku bertanya tentang pertanyaan yang aku sampaikan lewat air yang mengalir.

Aku bertanya,
“apa kabar denganmu ?”
“apakah kamu baik-baik saja ?”
“masihkah kamu ingat denganku?”
“adakah rindu di hatimu?”
“Adakah kamu bertanya tentang semua pertanyaan yang aku tanyakan kepadamu ?”
“kamu itu nyata atau hanya khayalan belaka?”

Wujudmu seketika hilang. Mimpi yang aku alami berubah menjadi ruangan yang gelap. Tak ada cahaya sedikitpun yang ada hanya beberapa pertanyaan yang aku sampaikan lewat air yang mengalir.

Aku bertanya,
“apa kabar denganmu ?”
“apakah kamu baik-baik saja ?”
“masihkah kamu ingat denganku?”
“adakah rindu di hatimu?”
“Adakah kamu bertanya tentang semua pertanyaan yang aku tanyakan kepadamu ?”
“kamu itu nyata atau hanya khayalan belaka?”

Aku terbangun dan mulai sadar. Jantungku bergetar semakin cepat saat aku ingat bahwa kamu tadi hadir dalam mimpi. Ku minum segelas air yang telah aku sediakan untuk menenangkan diri. Lantas aku bertanya tentang pertanyaan yang aku sampaikan pada air yang mengalir.

Aku bertanya,
“apa kabar denganmu ?”
“apakah kamu baik-baik saja ?”
“masihkah kamu ingat denganku?”
“adakah rindu di hatimu?”
“Adakah kamu bertanya tentang semua pertanyaan yang aku tanyakan kepadamu ?”
“kamu itu nyata atau hanya khayalan belaka?”

Mungkin aku terlalu memikirkan dirimu sehingga wujudmu hadir dalam mimpi yang menipu. Pikiranku telah terpengaruh oleh ke-elokan sikap dan akhlakmu, pikiranku telah terpengaruh oleh kepolosan dirimu. Pada kenyataannya, kamu hanyalah sesosok harapan. Harapan yang mungkin saja bisa aku miliki jika aku memohon pada pemiliki jiwa.

Penataan Dakwah Islam Antara Keharusan Dan Kebutuhan[1]

Setiap muslim dan muslimah pada dasarnya mempunyai kewajiban untuk berdakwah, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar (HR) Muslim  dari Abu Sa’id Al-Khudri)


Penulis merasa miris ketika membaca sebuah tulisan yang membahas gerakan orientalis[2] dalam menghadapi islam. Mereka tak kenal menyerah untuk menumbangkan islam dan membuat islam bertekuk lutut kepada mereka. Kaum orientalis adalah pemeran utama dalam program kristenisasi dan penjajahan diberbagai pelosok dunia. Sampai saat ini, mereka terus memberikan sumbangan keuangan bagi kegiatan penyebaran Kristen dan kebudayaan Barat ke seluruh dunia Islam.

Disadari atau tidak, peng-kristenisasian di daerah-daerah terkhusus di daerah yang notabene terpencil dan kurang wawasan perihal ilmu pengetahuan, sering kali terjadi. Mereka berhasil me-murtad-kan masyarakat yang ada di sana hanya dengan iming-iming materi. Kita tahu bahwa keadaan ekonomi di daerah terpencil sangat kurang. Nah, keadaan inilah yang menjadi kesempatan kaum orientalis me-murtad-kan umat islam.

Jika melihat pergerakan umat islam dalam menyebarkan (baca: berdakwah) ajaran islam, saat ini sering kita lihat banyak program yang di gelar mengenai wawasan keislaman. Hal ini dimaksudkan agar umat islam mampu meresapi nilai-nilai keislaman sehingga umat islam tidak mudah untuk dijungkir balikan keimanannya. Namun penulis kira, program-program yang ada masih belum mampu menjadi persai guna melindungi keimanan umat islam.

Contoh kongkrit yang sering kita jumpai adalah program-program keislaman on air di televisi dan off air yang sering digelar oleh ormas-ormas islam.

Bukan bermaksud merendahkan program-program keislaman yang ada. hanya penulis merasa program-program yang sering kita jumpai itu hanya sebagai ceremonial belaka guna meramaikan industri hiburan.

Maka dengan realita yang ada, perlu adanya penataan ulang perihal dakwah[3] yang dilakukan agar dakwah dapat dilakukan secara efisien efektif, dan sesuai dengan kebutuhan. Maka sudah waktunya dibuat stratifikasi sasaran dakwah. Mungkin berdasarkan tingkat usia, tingkat pendidikan dan pengetahuan, tingkat sosial ekonomi dan pekerjaan, berdasarkan tempat tinggal, dan lain sebagainya. Salah satu arti hikmah dalam surat an-nahl : 125 adalah kemampuan untuk mengenal golongan dan kondisi sasaran dakwah.

Nurcholis majid pernah bilang bahwa dakwah harus ada perubahan, sebab kalau tidak dakwah akan kehilangan makna dan substansinya. Maka, melihat pernyataan tersebut sudah bukan waktunya lagi, dakwah dilakukan asal jalan, tanpa sebuah perencanaan yang matang baik yang menyangkut materinya, tenaga pelaksananya, ataupun metode yang dipergunakannya.

Memang benar, sudah menjadi sunnatullah bahwa yang hak akan mengalahkan yang batil (Al-isra : 81), tetapi sunnatullah ini berkaitan pula dengan sunnatullah yang lain yaitu bahwasannya Allah sangat mencintai dan meridhai kebenaran yang diperjuangkan dalam sebuah barisan yang rapi dan teratur (As-shaff : 4)

Rumusan permasalahan umat islam Indonesia[4]
Ada lima masalah yang harus dihadapi ulama :
  1. Keterbelakangan sosial ekonomi. Pembangunan di Indonesia pada 25 tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga Indonesia tergolong Newly Industrialized Countreis (Negara Industri Baru) di samping Malaysia dan Thailand. Dengan penduduk berjumlah 185 juta jiwa (Data tahun 1995), wilayah yang luas, dan sumber kekayaan melimpah, Indonesia dinilai oleh banyak pengamat cukup potensial. Namun, pendapatan Indonesia masih sekitar 645 US $ sedangkan Malaysia 3115 US $ dan Thailand 1905 US $
  2. Keterbelakangan dalam bidang pendidikan. Setelah puluhan tahun menjalankan programnya, pendidikan islam masih belum menggembirakan.
  3. Lemahnya etos kerja umat islam. Lemahnya etos kerja ini menyangkut penerapan disiplin, penghargaan terhadap waktu, penentuan orientasi kepada masa depan, dan kemauan bekerja keras dengan penuh semangat.
  4. Belum terealisasinya ukhuwah islamiyah. Hendaknya, umat islam Indonesia – yang memiliki berbagai organisasi dengan program mereka masing-masing – dapat mewujudkannya.
  5. Umat islam Indonesia harus mengakhiri isolasinya dari pergaulan dunia. Umat islam tidak mungkin berjalan sendiri tanpa menjalin kerjasama dengan erbagai organisasi islam internasional.
Apa perubahan itu ?
Kata berubah berasal dari kata ubah, artinya “proses peralihan dari satu keadaan kepada keadaan lain”. Kata ini berasal dari bahasa arab Ghayyara-yughayyiru-taghyiran artinya “menukar” atau “mengganti”. Jika masuk pada bab tafaa’ul menjadi taghayyara-yataghayyaru-tahayyuran, artinya “perpindahan” atau “mebuat perubahan”. Kata taghayyur(perubahan) secara eksplisit disebut dalam Al-Qur’an.[5]

Bagaimana agar dakwah dapat terlaksana dengan baik ?
  1. Dakwah sering disalah mengertikan sebagai pesan yang datang dari luar. Pemahaman ini akan memawa konsekuensi kesalahlangkahan dakwah, baik dalam formulasi pendekatan metodologis, maupun formulasi pesan dakwahnya. Karena dakwah dianggap dari luar, maka langkah pendekatan lebih diwarnai dengan pendekatan interventif, dan para da’i lebih mendudukan diri sebagai orang asing, tidak terkait dengan apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh masyarakat.
  2. Dakwah sering diartikan menjadi sekadar ceramah dalam arti sempit.
  3. Masyarakat yang dijadikan sasaran dakwah sering dianggap masyarakat yang vaccum ataupun steril, padahal dakwah sekarang ini berhadapan dengan suatu setting masyarakat dengan beragam corak dan keadaannya.
  4. Memang benar bahwa kita hanyalah ditugaskan untuk menyampaikan saja[6] sedangkan masalah akhir dari kegiatan dakwah kita serahkan sepenuhnya kepada Allah. Ia sajalah yang mampu memberikan hidayah dan tauik-Nya. Bahkan rosul tidak mampu memberikan hidayahnya kepada yang ia cintai[7]. Namun, hal ini tidak berarti menafikan perencanann, pelaksanaan dan evaluasi dar kegiatan dakwah.
  5. Memang benar pula bahwa Allah SWT akan menjamin kemenangan hak yang kita dakwahkan karena yang hak jelas akan mengalahkan yang batil.[8] Akan tetapi kita sering lupa bahwa berlakunya sunnatullah tersebut dibutuhkan sunnatullah yang lain yaitu kesungguhan[9]
Bagaimana Prinsip dan Strategi yang harus dilakukan ?
1. Memperjelas secara gamblang sasaran-sasaran ideal- Pribadi muslim- Masyarakat Muslim2.Merumuskan masalah pokok umat islam3.Merumuskan isi dakwah4.Menyusun paket-paket dakwah5. Evaluasi kegiatan dakwah : menyadarkan pikiran, menumbuhkan keyakinan dan membangun sistem.

Penutup
Orang islam boleh kalah, tapi islam tidak boleh kalah –Ust. Amien Muchtar-
Pada akhirnya, kita hanya mampu berusaha. Poin-poin yang penulis sajikan di atas hanya segelintir dari gambaran stragtegi dakwah yang telah ada dan ter-maktub dalam berbagai buku yang membahas mengenai dakwah. Jangan pernah menyerah, karena jika menyerah berarti mati.

Wallahu A'lam


[1] Disampaikan pada diskusi PK. Hima Persis UIN @Selasar mesjid 12-3-14 ba’da dhuhur oleh Irfan Murtaqie Zaen Pemilik akun fb : Irfan Murtaqie Zaen. Tercatat sebagai mahasiswa KPI B 6 dan bidgar. Kominfo PK. Hima Persis UIN

[2] Orientalis berarti setiap orang barat yang memperhatikan masalah ketimuran. Dr. Ali al-Kharboutli, ahli sejarah, berpendapat “orientalis adalah para sarjana barat yang mempelajari soal-soal ketimuran (Islam) dari berbagai aspeknya.” Bahkan Dr. Muh. Qutub pernah mengatakan “Orientalis seluruhnya terdiri atas orang-orang Yahudi dan Nasrani.”

[3] Secara etimologis dakwah berasal dari bahasa arab yang berarti ajakan, seruan, do’a, propaganda, dll. Dakwah merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh umat Islam untuk mengajak kepada suatu kebaikan dan mencegah dari suatu kejahatan. Adapun definisi dakwah secara terminologis yaitu propaganda Islam dalam menyampaikan suatu kebenaran dan mencegah suatu bentuk kemunkaran,

[4] K.H. Drs. Badrudin Hsubky. Dilema Ulama Dalam Perubahan Zaman.Gema Insani Press. 1995. hal. 72-74

[5] Lihat surat (ar-Ra’d : 11)

[6] Lihat Al-qur’an surat Al-Ghaasiyah :21-22

[7] Lihat Al-qur’an Al-Qashas : 56

[8] Lihat Al-Qur’an Al-Isra : 81

[9] Lihat Al-Qur’an Ar-Ra’d : 11

Orientalis > Kristenisasi

Sebelum aku melanjutkan tulisanku mengenai sifat negatif manusia yang beberapa waktu lalu aku posting, pada kesempatan ini aku ingin sedikit berbagi pengetahuan kepada kawan-kawan mengenai kaum orientalis. Aku berhusnudzan dan yakin, kawan-kawan lebih tahu dariku mengenai mereka. Mungkin saja pembahasan kaum orientalis ini kawan-kawan sudah pernah mendiskusikan atau mempersentasikan di depan kawan-kawan yang lain. Namun, aku berharap tulisanku kali ini bisa sedikit menambah pengetahuan kawan-kawan mengenai mereka. Dan aku berharap kawan-kawan yang lebih tahu bisa menambahkan pendapat atau membantah pendapatku ini.

Hal pertama yang ingin aku bahas mengenai kaum Orientalis ini adalah pengertian dari orientalis itu sendiri.  Orientalis berarti setiap orang barat yang memperhatikan masalah ketimuran. Dr. Ali al-Kharboutli, ahli sejarah, berpendapat “orientalis adalah para sarjana barat yang mempelajari soal-soal ketimuran (Islam) dari berbagai aspeknya.” Bahkan Dr. Muh. Qutub pernah mengatakan “Orientalis seluruhnya terdiri atas orang-orang Yahudi dan Nasrani.”

Saat mendengar atau membaca kata Yahudi dan Nasrani, apa yang ada dalam benak pikiran kawan-kawan ?  kalau yang ada dalam benak pikiranku adalah orang-orang  yang kejam, sadis, dan tidak berprikemanusiaan. Kenapa bisa seperti itu ? karena dalam berita, banyak orang islam yang dibantai oleh mereka. Keserakahan mereka telah membawa kehancuran.

Tahukah kamu ? kaum orientalis adalah pemeran utama program Kristenisasi dan penjajahan di berbagai pelosok dunia. Sampai saat ini, mereka terus memberikan sumbangan keuangan bagi kegiatan penyebaran Kristen dan kebudayaan Barat ke seluruh dunia Islam. Disadari ataupun tidak, makanan, barang, atau apapun produk mereka yang telah kamu beli, sebagian penghasilannya itu masuk pada kas program Kristenisasi orang-orang Islam di dunia.

Aktivitas mereka dalam berbagai  bidang dan kajian ilmiah seperti agama, budaya, politik, dan ekonomi, itu tidak pernah mengenal henti. Universitas-universitas di Barat sangat berperan penting dalam menyukseskan program Kristenisasi ini. kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata), sering kali mereka manfaatkan untuk melancarkan programnya itu. Penyebaran ajaran Kristen di Indonesia khususnya di Jawa Barat seperti Sukabumi, Corebon, dan Karawang, telah menjadi lahan mereka.

Nah, melihat keadaan seperti itu, lantas apa yang akan kita lakukan ? apakah kita hanya diam saja ? tentu tidak. Guna menyebarkan ajaran Islam dan menyelamatkan masyarakat Islam, mahasiswa-mahasiswa yang berlandaskan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah kerap kali melakukan kegiatan-kegiatan yang positif ke daerah-daerah pelosok.  Kegiatan ini dapat meminimalisir program Krstenisasi yang dilancarkan kaum orientalis.

Sekedar pengetahuan, orang-orang orientalis memiliki banyak variasi usaha untuk melancarkan programnya itu. Usaha mereka bahkan sudah sampai pada tingkat mempengaruhi kebijakan para pengambil keputusan pemerintah di negara-negara islam. Menurut Dr. Ubaid Hasanah, di Amerika Serikat terdapat kurang lebih 9.000 pusat studi dan penelitian ilmiah, 50 di antaranya dikhususkan untuk mengubah wajah dunia Timur. Semua kejadian yang ada di belahan Timur dimonitori kemudian didiskusikan oleh para pakar guna menyusun strategi pengembanan misi secara lebih intensif.

Aku berharap, mahasiswa-mahasiswa yang saat ini akan KKN khususnya mahasiswa UIN SGD, bisa lebih memperluas pengetahuan masyarakat tentang Islam agar mereka terselamatkan ke-Islamannya. Karena perlu kamu ingat, mereka tidak akan henti-hentinya membuat Islam menjadi hancur.

Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 217 .............mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”


Sifat Negatif Manusia

Setelah beberapa karya kebelakang lebih kepada sastra. Maka pada tulisanku saat ini akan lebih cenderung pada naskah. Naskah yang akan aku buat sekarang adalah hasil dari Thalab ilmi, mendengarkan beberapa nasihat dari Ustadz Eman.

Kalian sebagai manusia tentu pernah melakukan hal-hal yang negatif meskipun secara tidak sadar kita melakukannya. Tidak ada manusia yang bebas dari yang namanya dosa. “Setiap bani Adam berbuat kesalahan. Dan sebaik-baiknya yang bersbuat kesalahan adalah yang bertaubat” begitu kira-kira Rasul pernah bersabda.

Hal-hal negatif yang akan kita bahas kali ini diantaranya :

1. Putus asa dan mengingkari nikmat Allah

Putus asa biasanya muncul manakala kita sudah tidak mampu lagi untuk mengejar sesuatu yang kita inginkan. Saat keadaan seperti itu datang, kita sering kali marah-marah dan juga kesal. Bahkan yang lebih parahnya lagi, mengutuk Allah dengan perkataan “Allah tidak pernah adil”  atau “Allah tidak pernah sayang padaku”

Tahukah kamu ? keadaan yang baru saja dibahas di atas adalah salah satu dari tidak menyukuri ni’mat Allah. Allah swt berfirman dalam surat Huud – 9 :

Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah Dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.

2. Sangat gembira dan angkuh

Manusia tidak akan pernah luput dari yang namanya ujian dan cobaan. Sepahit apapun ujian yang Allah berikan, kita harus senantiasa sabar dan tabah dalam menerima ujian-Nya itu. Karena pada dasarnya, manusia diberikan cobaan atau ujian itu berdasarkan kemampuan hamba-Nya.

Tahukah kamu ? saat cobaan atau ujian itu terlewati. Terkadang kita lupa untuk bersyukur. Kita terlalu larut dalam kebahagiaan yang sesungguhnya semua terselesaikan karena Allah. Kita terlarut dalam bahagia sehingga kebahagiaan itu membuat kita lupa terhadap Allah.

Allah telah memberikan gambaran itu kepada kita melalui firman-Nya dalam surat Huud – 10 :

“dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya Dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; Sesungguhnya Dia sangat gembira lagi bangga,

3. Sangat zalim

Bisakah kamu menghitung berapa kali kamu mengedipkan mata selama hidupmu? Bisakah kamu menghitung berapa banyakkah oksigen yang kamu hirup ? bisakah kamu menghitung berapa kali kamu mengeluarkan kotoran dalam perutmu ? bisakah kamu menghitung rezeki yang telah Allah berikan kepadamu ?

Semua hal itu dan juga hal-hal lainnya, tidak akan pernah kita bisa menghitungnya. Allah Maha Kuasa atas apa yang diberikan-Nya kepada kita. Hanya dengan penyakit sariwan saja, kita sudah tidak merasakan lezatnya makanan yang kita makan. Lantas, apakah kita akan tetap sombong dengan apa yang diberikan oleh Allah ?

Tahukah kamu ? Allah dalam firman-Nya surat Ibrahim – 34 dan Luqman – 20 telah memberikan gambaran kepada kita, betapa zalimnya kita jika kita tidak bersyukur atas apa yang telah Allah berikan.

dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.”

Masihkah kamu bangga dengan kedzlimanmu?

4. Mengeluh dan kikir serta berburuk sangka

Pada dasarnya, sifat manusia yang asli adalah berkeluh kesah. Sifat ini akan hilang manakala manusia mampu membuat tameng  dalam dirinya berupa sifat sabar. Dalam hal apapun manusia itu sering berkeluh kesah. Namun, dengan kesabaranlah manusia mampu menjalani semuanya dengan ikhlas.

Pernahkah kamu melihat sinetron yang berkisah tentang orang miskin menjadi kaya atau  kaya menjadi miskin ? aku yakin kamu pernah menontonnya. Saat orang miskin diberikan jalan untuk merasakan harta yang banyak ia bilang bahwa Allah sedang memuliakanku. Namun saat hartanya itu tiba-tiba habis dan kembali menjadi miskin, ia bilang bahwa Allah sudah menghinaku.

Dan tahukah kamu ? bukan hanya sekedar sinetron yang telah menggambarkan keadaan seperti itu. Jauh-jauh hari Allah sudah memberikan gambarannya dalam firman-Nya surat Al-Ma’aarij : 19-21, dan surat Al-Fajr – 15-16 :

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"[1575].

[1575] Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.

Dan mengenai buruk sangka, dalam Tafsir Al-Ahkam Li s-Syaayis jilid 17 : 92 dijelaskan bahwa, seseorang dari kamu tidak beriman, kecuali orang yang berbaik sangka kepada Allah. Allah berfirman dalam surat Al-Fathu – 12 :

tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa.

Masih banyak ingin aku sampaikan atas apa yang aku pahami dari mendengarkan nasihat Ustadz Eman. Namun untuk sementara 4 dulu sifat negatif yang bisa aku tuangkan dalam tulisan kali ini, Mudah-mudahkan kamu bisa terhindar dari 4 sifat negatif di atas.

To be Continued .... >>>>>








Tahukah kamu ?

Tahukah kamu ?

Dengan datangnya malam, aku terjerat dan terpuruk dalam perangkap kemabukan yang aneh. Lantas aku akan menjelma menjadi sebentuk priadi yang asing dari zaman silam, memainkan peranku dalam riwayat yang tak tercatat. Lalu aku duduk di kursi berbantal tinggi, dan mengganti rokokku dengan lintingan narghileh berisi air mawar, seolah sedang menghasratkan suatu pertemuan ganjil dengan kekasih.

Tahukah kamu ?

Aku merasa seolah di apartemen-apartemen aneh di gedung besar itu terdapat fragmen-fragmen sebuah kisah indah, cerita yang sebagiannya dapat kuikuti, namun tak bisa ku ketahui akhirnya, melayang-layang dalam semilir angin musim semi yang mendadak bertiup kencang. Dan selalu saja aku menyusuri ruang demi ruang sepanjang malam untuk mengejar kepingan-kepingan cerita itu.

Tahukah kamu ?

Kamu telah membuatku tergila-gila. Dalam upaya mengejarnya, ku susuri ruang demi ruang, lorong demi lorong diantara semrawut gang-gang yang menyesatkan di negeri mimpi di dunia bawah tidur yang memesona.


-TNA-

Masih aku ingat

Masih aku ingat bagaimana caramu tersenyum. Seakan memberikan berjuta keindahan dalam romansa kehidupan. Seperti sebuah kebahagiaan yang kamu berikan dalam alunan waktu untuk hapuskan segala kejenuhan. Ini aku masih hafal bagaimana suaramu memanggil dengan alunan yang lembut dibalut rasa optimis untuk mengisi masa muda yang berharga. Masih ingatkah kamu ? saat beberapa waktu lalu kita bertemu dalam sebait rindu. Senyummu selalu terbayang dalam setitik lamunan yang berperasaan.

Masih aku ingat bagaimana caramu menertawai sesuatu. Kamu seakan larut dalam setiap candaan. Kamu seakan larut dalam setiap pembicaraan. Seakan kejenuhan, kebosanan, keputusasaan menjadi indah, seakan hidup tak lagi membosankan. Masih ingatkah kamu ? hingga langit menguning bahkan hingga malam semakin larut, kamu bangkitkan hal-hal yang tak terduga.

Masih aku ingat bagaimana caramu menangisi sesuatu. Matahari seakan karam dibalik pucuk-pucuk bukit. Seakan tirai gelap yang panjang  tergerai turun ke panggung hari. Hari yang kamu lalui seakan pudar tertelan emosi yang melintas. Masih ingatkah kamu ? keintiman petang yang menyesakkan itu lenyap dalam sekejap saat wujud-wujud harapan bersinar terang.

Masihaku ingat bagaimana caramu berucap. Saat perbincangan siang itu seakan menjadi guratan cerita dalam paragraf pertama. Saat perbincangan itu seakan menjadi dongeng yang tak terlupakan. Kamu ciptakan segala keindahan. Masih ingatkah kamu ? hingga hening hari ini, suara paraumu terasa masih membahana dalam setitik makna yang kita telanjangi dimalam sunyi.


Mari kita duduk tenang bersama sebait ingatan. Menjemput seraut kenangan dalam impian, untuk kita reka dalam nada irama suka cita. Mari dan mari, aku masih tetap disini berteman ingatan tentang itu, tentang sebatang arang yang hangus bukan karena terbakar, yang larut bukan karena terhanyut, dan yang pasrah bukan karena menyerah.

-TNA-

Aku dalam proses mencintai dan menyayangimu

Tak henti-hentinya aku berfikir tentang sebuah perasaan yang  orang lain pasti juga merasakan hal yang sama. Perasaan yang timbul entah dari mana asalnya. Perasaan yang tiba-tiba datang begitu saja. Ia adalah perasaan mencintai dan menyayangi seseorang.  Sulit aku mengerti tentang perasaan itu. Namun, aku selalu berusaha untuk  memahami bagaimana mengendalikan perasaan itu.

Perasaan itu datang beberapa bulan kebelakang saat aku tidak sedang berbuat apa-apa. Dia datang begitu saja tanpa ada pembeitahuan ataupun permisi. Aku terkadang merasa jengkel pada perasaan itu. Ia selalu saja membuat diriku merasa rindu bahkan tak menentu. Seandainya saja ia mudah aku kendalikan, akan aku jadikan perasaan itu sebagai kekuatan agar aku senantiasa mengerjakan sesuatu atas dasar perasaan itu.

Namun apalah daya, aku benar-benar tidak bisa mengendalikan perasaan itu. Ia terus berkeliaran dalam hati dan juga pikiranku. Pernah suatu hari aku berusaha untuk melupakannya, ia bagai mimpi yang tak pernah bisa aku hindari, ia terus menerus datang menemani dan menghiasi hari-hariku. Terkadang aku bersemangat karenanya, terkadang aku jatuh karenanya.

Hari-hari yang aku jalani bagai bunga yang sedang mekar saat perasaan itu tumbuh subur dalam hati. Dan hari-hari yang aku jalani bagai bunga yang layu saat ia tak disiram dan disinari cahaya matahari. Lagi-lagi aku harus terheran pada perasaan itu, bisa-bisanya ia membuat hari-hariku seperti itu. Namun,  harus demikianlah keadaannya.

Apakah kamu tahu kenapa perasaan itu datang begitu saja ? ya, kamu benar, karena ada hal yang membuatku kagum bahkan membuatku cinta padanya. Ia adalah sosok manusia yang cantik, baik, sholehah. Seseorang yang berjuluk wanita yang berjalan dalam cahaya Allah yang memiliki tekad kuat.

Pada akhirnya aku mengetahui identitas perasaan itu. Ia berasal dari sebuah ilmu yang bernama filsafat. Ia adalah philos (kata dasar dari filsafat) yang memiliki arti cinta. Ia bersifat abstrak dan sulit untuk dipahami, dan untuk memahaminya aku perlu sebuah proses. Proses yang teramat lama untuk memahaminya.

Guruku pernah bilang tentang cinta itu, “kamu tidak seharusnya mengatakan kepada seseorang bahwa aku cinta kamu. Yang harus kamu bilang kepada dia adalah aku dalam proses mencintai kamu

Guruku berbicara seperti itu karena memang cinta itu butuh proses. Bahkan yang lebih mengagetkan lagi adalah saat guruku bilang “ kalau kamu bicara “aku cinta kamu” maka kamu telah berdusta. Karena apa yang kamu ucapkan adalah puncaknya. Bisa saja kamu bilang cinta kepadanya, mungkin besoknya atau hari-hari selanjutnya kamu cinta kepada yang lain”.

Dari apa yang dibicarakan oleh guruku tadi ternyata benar, semua perlu adanya proses.

“aku dalam proses mencitaimu” adalah kata yang tepat untukku saat ini. kata yang tepat untuk aku ucapkan kepadamu (wanita yang berjalan dalam cahaya Allah yang memiliki tekad kuat). Karena bagaimanapun keadaannya, dimanapun tempatnya dan kapanpun waktunya, aku akan tetap berusaha untuk mencintaimu dan menyayangimu (proses). Karena sebuah proses tak pernah ada ujungnya.

Aku Dalam Proses Mencintai dan menyayangimu

Tak ada yang mengerti akan keadaan
Hanya ada berjuta kemewahan dalam sebuah perasaan
Oh malam, kemilau berjuta bintang  ramaikan gelapmu
Rasa bahasa yang tak berwujud bertumpu pada hati yang pilu
Itulah perasaan yang menggumuli hati tak bertuan
Qadar akan menjadi sebuah suratan dari Tuhan
Oh tintaku, janganlah kau diam dalam satu makna yang aku tulis
Harusnya kau bisa ungkapkan semua rasa dalam untaian kata yang berbaris

Nyanyian merdu seekor jangkrik menyergap rasa yang penuh tanya
Untuk apa rasa itu hadir? untuk apa ia datang jika ia tak mampu mengungkap?
Resah, sungguh resah.
Untukmu (wanita yang berjalan dalam cahaya Allah yang memiliki tekad kuat), yang mendiami ruang  tanpa harus orang lain tahu
Lafadz kan terlantun dalam balutan bibir yang berdzikir
Lama aku hafal, namun terasa kelu ketika aku lafal
Aku akan sangat rindu jika amanat perasaan tak dapat tertuangkan
Hanyalah rindu pada ruang kertas kosong yang aku ciptakan

Anganku terbang melayang saat lamunan menghampiri
Zona masa depan mampu tertembus bersama ilusi  tak bertepi
Malam memberikan kenyamanan bersama hening  yang menghanyutkan
Angin berikan kesejukan dan membawa lebih jauh ilusi kekedalaman




Cinta Abstrak

Tahukah kamu ?Berat bagiku mengungkapkannya. Namun, selalu aku selipkan namamu dalam do'a yang teruntai. 

Pantaskah aku ? Aku tak bisa berbuat apa-apa. Yang bisa aku perbuat hanyalah menjadi seseorang yang lebih baik untuk kamu. 

Cintakah aku ?Aku adalah manusia. Karena aku manusia, tentu saja aku memiliki perasaan. 

Harus bagaimanakah aku ?Aku tidak harus mengatakan "Aku cinta kamu". Jika aku bicara seperti itu maka aku berdusta, karena bisa saja besok atau selanjutnya aku mencintai yang lain.

Yang perlu aku katakan saat ini adalah "Aku dalam proses mencintaimu". Jika aku bicara seperti itu, maka aku akan terus berusaha untuk mencintaimu bagaimanapun keadannya.

Aku berharap, cinta yang tumbuh ini datang dari Allah dan hanya karena Allah.


Terimaksih kau telah melahirkanku

Meskipun dia sudah tidak ada, namun di saat tidak ada kegiatan apapun yang aku kerjakan, dia selalu hadir dalam bayanganku. Tidak ada alasan untuk aku berhenti melupakannya. Meskipun aku berusaha melupakannya, tetap saja aku tidak bisa. Karena pengorbanannyalah aku tidak akan pernah bisa melupakannya. Karena keikhlasannyalah aku tidak akan pernah bisa untuk melupakannya.

Dia adalah sosok jiwa yang sederhana, cantik dan juga anggun. Dia adalah wanita tangguh yang pernah aku temui dan tak ada wanita yang terbaik selain dirinya. Dia selalu tersenyum dan bahagia saat melihatku bahagia. Dia akan berusaha mengingatkanku jika aku berbuat kesalahan. Dia akan sangat marah jika aku tidak mendengarkan apa yang dia ucapkan. Saat aku tidak mendengarkan apa yang ia ucapkan, ia perlihatkan wajah sedih. Mungkin ia merasa belum berhasil untuk mengingatkanku.

Aku tahu bagaimana lelahnya dia. Aku tahu bagaimana beratnya dia saat dia membawaku. Aku tahu bagaimana sulitnya dia saat akan bangkit dari tidur atau duduknya. Aku tahu begitu banyaknya keringat saat dia menggendongku. Dan aku tahu semua beban yang dia bawa saat ada aku di pangkuannya.

Kesabaran adalah kunci dari semuanya. Dia begitu tabah atas karunia yang diberikan. Dia begitu mulia saat menerima segala apa yang dibebankan. Yang bisa dia lakukan adalah bersyukur dan bersyukur. Dia ingin menjadi hamba yang senantiasa bersyukur.

Saat aku mulai tumbuh bersama waktu yang berjalan. Dia tunjukan kepadaku bagaimana hidup itu. Dia berikan segala apa yang dimiliki. Dia korbankan segala hal hanya untuk menunjukan kepadaku bagaimana hidup itu. Saat waktu terus berjalan, dia tak pernah letih, lelah ataupun merasa marah jika aku tak patuh padanya. Dia tetap berusaha menunjukan padaku bagaimana hidup itu.

Kini aku mulai mengerti bagaimana aku harus hidup. Ketabahan, kesabaran, ketawakalan, keimanan, ketaqwaan, kebaikan, dan semua hal yang tidak akan pernah merugikanku dalam menjalaninya, aku dapati pada sosok dirinya.

Aku bersama waktu yang tak terbilang
Aku bersama bumi yang terus berputar
Aku bersama langit yang menjulang tinggi
Aku bersama hamparan bumi

Tak akan pernah aku melupakanmu
Tak akan pernah aku marah padamu
Tak akan pernah aku benci kepadamu
Tak akan pernah aku melawanmu
Tak akan pernah aku lupa akan setiap jasamu

Aku akan senantiasa mendo’akanmu
Aku akan senantiasa mencintaimu
Aku akan senantiasa menyayangimu

Kasih yang kau beri
Sayang yang kau beri
Cinta yang kau beri
Perngorbanan yang kau beri
Aku takan pernah bisa membalasnya

Aku terkadang lupa untuk mengucapkan terimakasih kepadamu
Aku terkadang lupa untuk meminta maaf kepadamu

Maafkan aku telah membuatmu kecewa
Maafkan aku telah membuatmu marah
Maafkan aku telah membuatmu menangis

Di sini hanyalah do’a yang terbaik  dari anak yang shaleh  yang bisa kuberi
Allaahummaghfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shagiiraa




Halaman

Statistik

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pengikut

Tertarik ?? Klik iklan di bawah ini !!!!

Popular Posts

Copyright © / Tulis apapun, panen kapanpun !

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger