PD HIMA dan HIMI PERSIS Kota Bandung Gelar diskusi kepemudaan.

Pimpinan Daerah Hima Persis Kota Bandung dan Pimpinan Daerah Himi Persis Bandung Raya menggelar diskusi kepemudaan di jalan Kalifah Apo 23, kantor PP PERSISTRI, Sabtu (20/7/13). Dengan mengusung tema “Kaum Muda dan Masa Depan Kepemimpinan Bangsa” menghadirkan mantan walikota Cimahi Itoch Tochija, Iman Setiawan Latief sebagai ketua PD PERSIS kota Bandung dan Imas Karyamah sebagai penasehat PP Pemudi PERSIS.

 Dalam kesempatan tersebut, Itoc lebih menekankan pada peranan pemuda yang belum terlihat dalam membangun bangsa akan tetapi  mempunyai banyak potensi bila digali dengan seksama, “Kondisi pemuda saat ini masih belum prima dan belum masuk kepada suasana yang diandalkan. Namun saya melihat Pemuda saat ini memiliki banyak potensi, manakala pemuda ini dapat bersatu dan memiliki program peningkatan skill mudah-mudahan dapat menjadi modal untuk menjadi manusia unggul penuh dengan optimis” ujarnya. lebih jauh dia menyesalkan dengan perilaku dan perbuatan pemuda yang lebih menonjolkan kekerasan. “Merekalah (pemuda) yang akan menentukan masa depan. Sangat disayangkan jika seorang pemuda saat ini mengandalkan kekerasan untuk meraih sesuatu.” Ujar mantan walikota Cimahi yang menjabat dua periode.
Sementara itu, Iman Setiawan menambahkan bahwa tugas utama pemuda adalah memberikan pengaruh positif serta belajar agar dapat berkembang dalam perkembangan zaman dan jangan ragu  untuk melakukan kebenaran.

Dan berbeda dengan Imas Karyamah yang lebih menekankan pada Intern jiwa pemuda itu sendiri seperti fisik yang kuat, berwawasan luas dan lain sebagainya.
Sementara itu Ridwan Rustandi, ketua PD HIMA PERSIS KOTA Bandung, dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dari diskusi tersebut melahirkan pemuda yang kreatif “melalui diskusi kepemudaan ini berharap dapat menjadi referensi dalam membentuk karakter pemimpin yang mandiri dedikatifdan revolusioner” Ujarnya.

Oleh : Irfan Murtaqie Zaen / KPI B  5 /UIN SGD Bandung

Muhasabah Ramadhan 1434 H

Hadirin kaum muslimin  yang dimuliakan Allah swt alhamdulillah pada saat ini kita kembali berjamaah dalam qiyamu ramadhan, berjamaah dalam shalat tarawih pada tahun ini sebagaimana yang telah kita lakukan pada tahun-tahun yang lalu. Tidak terasa perjalanan dirasakan singkat, namun apabila kita memperhatikan pada masa kegelapan, jangankan 1 tahun, 10 tahun pun dirasa sebentar, dan seperti itulah persepsi hitungan menurut persepsi manusia dan persepsi hitungan disisi Allah.

Apabila kita menghitung tahun kemarin usia kita 60 tahun, sekarang tentu bilangan itu disebutnya 61 tahun, namun yang perlu kita ingatkan seperti perjalanan jam, dari pagi hari pukul 6 terus maju pukul 7,8 sampai sore pukul 18 jumlahnya bertambah, tetapi ternyata sebentar lagi kita sampai ke arah tujuan yang kita tuju, bilangan usia bertambah, tetapi yang perlu disadari hakikatnya bahwa jatah sudah berkurang, kalau kemarin 5 tahun lagi katakanlah, ketika bertambah jumlah hitungan padahal hakikatnya berkurang satu tahun. Lantas yang menjadi pertanyaan adalah Perssiapan apa yang telah kita persiakan untuk menghadapi masa yang telah diteentukan? apa yang telah klita persiapkan untuk ajalummusamma, ajal yang ditentukan oleh Allah. Yang menyebabkan kematian bukanlah kecelakaan, penyakit, tetapi demikianlah ketentuannya, Allah sudah menetapkan usia kita masing-masing, ada ungkapan mati itu hanya satu, hanya penyebabnya yang berbeda-beda.

Seorang sahabat dan dia itu dikatan jedral perang, bukan 1,2 kali tetapi puluhan kali, mungkin kalau tidak berlebhan ratusan kali, mulai peperangan terkecil – besar, beliau senantiasa meyakini, ada yang satu kali perang langsung syahid, ada yang 2 kali langsung syahid, tapi kenapa aku sudah berpuluh kali ber[erang tidak pernah danbelum  mengalami yang seperti itu.
Beliau menangis kaREna ternyata beliau wafat bukan dimedan perang tapi wafat di atas kasur, inilah kenyataan.

Oleh karena itu rosulullah mengingatkan kepada kita masing2, baik yang berhubungan dengan amal yang perlu diwujudkan,atau yang perlu ditinggalkan, karena hakikat amal tidak terlepas dari 2 tempat.
1 mewujudkan satu cara
2 Menginggalkan satu cara

Baik ketika mewujudkan atau meninggalkan satu pekerjaan jangan terlepas dari sifat imanan wahtisaban, karena iman dan mengharapkan ridha Allah, insyaallah bagaimanapun akhir perjalanan hidup kita pada satu saat akan bertemu dengan keridhaannya disisi-Nya, inilah barang kali yang dinyatakan,
Manshama ramadhana (barang siapa yang melakukan shaum ramadhan bukan karena kebiasasan tetapi shama ramadhana karena keimanan, imanan wahtisaban karena iman dan dia mengharap keridhaannya ghufiralahu maataqaddama mindzambihi (niscaya Allah akan mengampuni kesalahn2 yang telah lalu). Bukan itu saja, bukan hanya shaumnya, tpi yang berhubungan dengan pekerjaan waktu malampun rosul menyakatan, manqaama ramadhana  ( barang siapa yang melaksanakan qiyamu ramadhan seperti yang  kita lalkuakan setiap malam selama ramadhan, itulah yang dimaksud qiyamu ramdhan atau dikenal dengan terawih imanan wahtisaban ghufira lalhu maatawaddama mindzambihi

Hadirin yang dimuliakan allah oleh karenanya mudah2n kita ketika melaksanakan shaum bukan hanya meninggalkan yang mubah meninggalkan yang hukumnya halal, tapi yang paling utama kita mampu meninggalkan yang haram, kenapa demikian, adakalanya orang shaum dari perkara-perkara yang halal dia berbuka dari perkara-perkara haram. Maka inilah ada yang membatalkan shaum ada yang merusak shaum. Jangan dirusak shaum kita kenapa, karena kita belum tentu mengalami shaum yang akan datang yakinkan dalam diri jadikanlah shaum yang saat ini lebih baik dari pada shaum-shaum yang telah lalu. Mudah2n Allah membukakan mata hati kita masing-masing memberikan tenaga dan kekuatan keimanan sehingga terwujudlah shaum yang bernilai disisinya karena bernilai imanan wahtisabana.

Halaman

Statistik

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pengikut

Tertarik ?? Klik iklan di bawah ini !!!!

Popular Posts

Copyright © / Tulis apapun, panen kapanpun !

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger