Keberperasaan

Tak ada yang mengerti akan keadaan
Hanya ada berjuta kemewahan dalam sebuah perasaan
Oh malam, kemilau berjuta bintang  ramaikan gelapmu
Rasa bahasa yang tak berwujud bertumpu pada hati yang pilu
Itulah perasaan yang menggumuli hati tak bertuan
Qadar akan menjadi sebuah suratan dari Tuhan
Oh tintaku, janganlah kau diam dalam satu makna yang aku tulis
Harusnya kau bisa ungkapkan semua rasa dalam untaian kata yang berbaris

Nyanyian merdu seekor jangkrik menyergap rasa yang penuh tanya
Untuk apa rasa itu hadir? untuk apa ia datang jika ia tak mampu mengungkap?
Resah, sungguh resah
Untukmu, yang mendiami ruang  tanpa harus orang lain tahu
Lafadz kan terlantun dalam balutan bibir yang berdzikir
Lama aku hafal, namun terasa kelu ketika aku lafal
Aku akan sangat rindu jika amanat perasaan tak dapat tertuangkan
Hanyalah rindu pada ruang kertas kosong yang aku ciptakan

Anganku terbang melayang saat lamunan menghampiri
Zona masa depan mampu tertembus bersama ilusi  tak bertepi
Malam memberikan kenyamanan bersama hening  yang menghanyutkan
Angin berikan kesejukan dan membawa lebih jauh ilusi kekedalaman

Apakah kamu akan tahu perasaan itu?
Aku tak mau perasaan itu terpasung dalam relung, menjadi lukisan-lukisan tak bertuan

Ia adalah simbol dari sebuah keteguhan

Pahala kesulitan

Sedikit ingin berbagi dengan kawan-kawan yang sudah saya anggap saudara karena memang kita adalah saudara dari keturunan manusia pertama yang lahir ke bumi, yang sedang gundah gulana, galau, sedih marah, dan hal-hal negatif yang lainnya. Bukannya saya ingin menceramahi, bukannya saya sok tahu, bukannya saya merasa paling benar, di sini saya hanya ingin mengingatkan terkhusus bagi diri saya pribadi sebagai refleksi dari sedikit ilmu yang saya miliki dari sekian banyak ilmu yang tak pernah habis meski ilmu itu seluas lautan.

Ada hal yang sebetulnya kita lewatkan manakala kita sedang mendapatkan kesulitan. Biasanya jika kita mendapat kesulitan, sikap kita menghadapi kesulitan tersebut terkadang hyper, lebay, arogan. jiwa tak terkendali, bahkan mungkin ada yang sampai menghancurkan barang-barang tanpa berfikir panjang.

Bukan seperti hal di atas saja. Terkadang kita suka merasa bahwa hanya kitalah yang mendapatkan kesulitan ini sementara orang lain tidak. Terkadang kita menyalahkan Allah karena hingga saat ini Allah belum juga membebaskan kesulitan itu dalam diri kita.

Lantas, apa yang semestinya kita lakukan ?

Tentunya yang harus kita lakukan adalah sebagaimana yang disampaikan oleh saudari Nur Fadhilah mengenai DUIT (Do’a, Usaha, Istiqamah, dan Tawakkal). Untuk masalah do’a dalilnya sudah ada yaitu : “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina". (QS. Al-Mu’minun : 60).

Mengenai Usaha juga sudah ada yaitu : “dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” (QS. An-Najm : 39)

Begitupun yang berkenaan dengan dengan istiqamah, Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami ialah Allah, kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS. Fushilat: 30).
 Dan yang terakhir berkenaan dengan Tawakal Allah berfirman : “Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan jadikan baginya jalan keluar dan memberi rizqi dari arah yang tiada ia sangka-sangka, dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia itu cukup baginya.” (Ath Tholaq: 2-3).

Jika hal di atas sudah dilaksanakan, lantas apa lagi yang harus dilakukan?

Sebenarnya tidak ada lagi yang mesti kita lakukan. Namun terkadang ada hal yang terlewat yang kita sendiri itu lupa, yaitu kita sering lupa bahwa kesulitan itu ada pahalanya.

Rasulullah saw bersabda : “orang yang beriman akan senantiasa diuji, baik di dalam dirinya, anak-anaknya dan hartanya. Sehingga ia bisa bertemu dengan Allah swt tanpa membawa dosa sedikitpun.” (HR. At-Tirmidzi)

Ada satu kisah tentang seseorang bernama Ibn Abbas. Beliau di beritahu mengenai kematian anaknya. Maka beliau pun mengucapkan kalimat istirja dan berkata bahwa Allah swt telah menutupi aibnya, dan mencukupkan beban hidupnya serta menjanjikan pahala baginya. Kemudian beliau pun turun melakukan shalat dua rakaat dan berkata kembali,“kami telah melaksanakan sesuai deangan yang diperintahkan Allah swt.”  

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (Al-Baqarah: 45).

Kawan, ingatlah bahwa selama kita masih hidup di muka bumi ini dan berjalan di atasnya, kita semua akan diintai musibah (kesulitan). Terkadang musibah (kesulitan) itu ditimpakan kepada diri kita, terkadang kepada harta kita, dan atau juga pada anak-anak kita.

Dan terakhir “Jadilah dirimu sendiri, sekarang tunjukan senyum terbaikmu padaku :D”

Mayat tak perlu kalian do’akan, yang penting selipkan baik-baik namaku dalam do’a kalian

Sukses untuk kalian ^_^

Tulis apapun, panen kapanpun !
6 Januari 2014. Di tulis dari pukul 21.50-22.20 wib dengan mata terbuka dan jari yang saling beradu dengan keyboard.

Oke. Terimakasih sudah mau baca. Menyadarkanku bahwa bukan aku saja yang bisa berkarya. Dadah !


Keberinduan

Tinta hitam kini menjadi saksi sejarah kehidupan yang sederhana selama dua pekan di atas tanah yang berlumpur itu. Tanah yang tak pernah kering karena gemericik hujan yang mengguyur bebauan bumi tempat berpijak kaki-kaki manusia yang berjalan di atas naungan ajaran kebaikan. Mereka berpacu dalam sebuah prestasi yang tak ternilaikan. Mereka bersatu dalam sebuah kebersamaan, kebertemanan dan kebersahabatan.

Hangatnya sebuah cerita saat tertawa bersama, saat air mata menetes, saat semua diam, saat hentakan suara membuat hati berdebar menjadi satu kisah yang memberikan berjuta makna sebagai pijakan menuju masa depan. Mereka bergegas melangkah untuk mendapatkan lembaran kertas baru dalam kisah sederhana. mereka biarkan keringat yang membasahi keningnya menjadi saksi perjuangannya. Mereka biarkan pena menuliskan kisahnya dalam lembaran kertas baru itu.

Oh tinta, di sini sebaris kerinduan menjadi jejak yang pernah terlalui. Setapak-demi setapak rima menjadi pengingat masa muda yang bergairah. Baksos kemarin menjadi kisah yang tersurat dan menjadi isi dalam tali kisah persahabatan, yang menjadi wujud sebuah kenangan terindah.

Resah, lelah, dan marah menghangatkan sejengkal kisah tentang kita dalam perjalanan mengukir sejarah. Lagi-lagi itu semua menjadi butiran kisah yang tak mungkin dilupakan. Ini semua tentang sebuah persahabatan. Jalinan kasih yang penuh dengan pengorbanan. Jalinan cinta yang menjadi sebait puisi dalam perjalanan waktu menuju sebuah perpisahan.

*maka sebuah karya akan menjadi saksi bisu


Jejak langkah

Barisan kata yang terangkai dalam jejak mencari makna tak mampu memberikan penilaian yang sepadan dengan pengorbanannya. Hanya makna yang sederhana yang mampu tergambar dalam sebuah ilusi tak berhujung. 

Barisan tanda langkah dalam hamparan tanah yang berlumpur perlahan hilang bersama air yang menggenang. Gemericik air yang turun bersama kabut di pagi, siang, sore bahkan malam itu mampu hapuskan tapak kaki yang tercetak.

Bumi akan menceritakan semua kepada kita dari jejak yang ditinggalkan. Hanya sebuah kebaikanlah yang mampu menyinari bumi meski matahari saat itu jarang menampakan wujudnya.

Angin membawa dingin saat tubuh terkapar dalam hamparan tikar di atas sebuah rumah panggung yang sederhana. Ia menjadi pelindung bagi jiwa-jiwa yang tak berdaya. 

Wahai tinta, aku tak mampu ceritakan semua yang telah terukir dalam kertas suci. Biarlah semua menjadi sebuah karya yang akan menjadi saksi bisu dalam kerinduan yang tak bertepi saat lelah menghampiri.

Kenangan kemarin menjadi kenangan di masa yang akan datang. Semua bergerak dalam alunan jiwa penuh cinta dan kasih sayang.


Boarding Pass (Karcis kematian)

Rekam jejak seseorang menentukan hasil akhir perjalanan hidupnya di dunia.

"pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan." (Yasin : 65)

hanya sedikit ingin saling mengingatkan saja mengenai kematian. Tentu kita semua tahu bahwa setiap jiwa pasti akan mati. Ia akan kembali kepada Sang Pemilik jiwa. Semua perbuatan yang ia lakukan selama di dunia akan ia pertanggungjawabkan di pengadilan akhirat. Jika amal kebaikannya lebih berat maka ia akan masuk syurga, begitupun juga sebaliknya. Jika amal kejelekannya lebih banyak maka ia akan masuk neraka.

Kalau kamu akan naik pesawat, kemudian kamu duduk di ruang tunggu, kamu disyaratkan mesti sudah mengantongi boarding pass. Yaitu karcis untuk menaiki pesawat yang berisi informasi jam keberangkatan, pintu masuk menuju pesawat, nomor kursi, nama pesawat dan kota yang dituju. Tentu saja, orang-orang yang berada di ruang tunggu itu beragam kebudayaannya, suku, bangsa, bahasa, warna kulit, tradisi, keyakinan agama, jenis pekerjaan dan sebagainya. Semuanya akan menaiki pesawat yang sama.

Di Airport (bandara) banyak sekali orang-orang yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada yang pergi dengan rombongan, ada yang sibuk menolong orang lain, ada yang asyik ngobrol, ada yang asyik baca buku, ada yang tiduran, ada yang sms-an, ada yang belanja, dan sebagainya. Namun, kesemuanya bersikap santun dan tertib. Masing-masing sudah mengetahui jam keberangkatannya yang memang sudah ditunggu-tunggu untuk meneruskan perjalanan lebih lanjut.

Bukankah kita tak berbeda dengan penumpang pesawat yang tengah kita tunggu kedatangannya ?

Jika kita ibaratkan seperti di atas, setiap jiwa yang hidup di dunia sudah memiliki boarding pass (catatan kematian). Yang memegang boarding pass itu adalah malaikat Izrail. Kita umat manusia sedang berada di ruang tunggu menunggu giliran untuk naik pesawat (menuju kematian).

Lantas mau kemana mereka?  Bagaimana suasana batin serta pikiran mereka ? bahagiakah hidup mereka? Apakah nantinya mereka akan menjadi penghuni syurga atau ada yang mampir ke neraka? Apa posisi dan jabatan mereka dalam masyarakat?

Hidup kita ini bagaikan di Airport. Kita sama-sama berada di ruang tunggu menunggu giliran jam keberangkatan menaiki pesawat yang rute perjalannya melewati batas dunia, namun kita mesti masuk dulu melewati pintu kematian (mortality gate).

Aku berdo’a semoga ketika suatu saat ajalku sudah dekat, aku merasa bergairah menjemputnya sebagaimana ketika hendak masuk pesawat terbang. Kita semua mesti siap dan penuh antusias mengingat jadwal kematian sudah pasti dan semoga perjalanan itu menggembirakan dan memperkaya batin ibarat wisata ruhani. Tidak hanya wisata, bahkan sesungguhnya pulang kepelukan Tuhan yang Mahakasih.

Selama hidup di dunia, manusia akan di uji atau di berikan cobaan oleh Allah. Apakah ia akan tetap pada keimanannya atau dia malah menggadaikan keimanannya. Allah swt berfirman : “Allah yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu dan Dia Maha perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs  Al-Mulk : 2)

Maka persiapkanlah diri kita untuk memperbanyak amal baik. Dan persiapkanlah diri kita untuk melewati pintu kematian.

Bersihkan hati dan antusiaslah dalam menyambut kematian.

Allahumma ‘afinii fi qudratika wa adkhilnii fi rahmatika waqdli ajali fi ta’atika wakhtimlii bi khairi a’mali waj’al tsawaabahul jannah.

Tentang Cinta

Kalau kita ngomongin masalah cinta biasanya ga bakalan ada habisnya. Cinta itu memang luar biasa kalau kita merasakannya. Cinta itu buta karena cinta itu hadir didepan mata bisa terlihat  dan masuk kedalam hati jadinya ga keliatan hehe J.

Guys, memang benar cinta itu bisa bikin kita galau tak karuan. Kalau kata bang Pidi Baiq galau itu adalah ketika pikiran tidak tahu apa yang harus dilakukan karena larut dalam campur aduk perasaan.

Ah kalian juga tahukan, terkadang cinta itu bisa bikin kita semangat dan terkadang juga bisa bikin kita tak karuan. Mungkin itu yang dinamakan indahnya cinta.

Guys sudahkah kamu menemukan cinta sejatimu?  Kita suka ngerasa kalau mendapatkan cinta sejati itu sulit, ga bakalan bisa, susah ditebak dan lain-lain sampai-sampai  banyak hal negatif lainnya itu masuk dan merasuk kedalam jiwa. haha lebay banget sih :P

Aku kira pikiran seperti diatas mesti dihilangkan guys. Kenapa ? karena kita pasti bisa mendapatkan cinta sejati kita. Banyak kok cinta sejati yang datang dan kita tidak sadari ada disekeliling kita. Terkadang kita lupa untuk menyertakan hati dalam setiap kegiatan kita.

Jika kita melakukan segala sesuatu dengan hati yang ikhlas, orang akan memberikan feedback yang penuh dengan keikhlasan kepada kita.

Pantaskan diri kita agar kita siap ketika Allah memberi sesuatu yang luarbiasa. Sertakan cinta dalam setiap aktifitas yang kamu lakukan. Maka akan banyak cinta yang kita dapatkan.

Just Go Ahead No Matter What They Say ! J "
Inti dari senang itu bisa dinikmati :D
.



Halaman

Statistik

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pengikut

Tertarik ?? Klik iklan di bawah ini !!!!

Popular Posts

Copyright © / Tulis apapun, panen kapanpun !

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger