Rekam jejak seseorang menentukan hasil akhir perjalanan hidupnya
di dunia.
"pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah
kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa
yang dahulu mereka usahakan." (Yasin : 65)
hanya sedikit ingin saling mengingatkan saja mengenai kematian.
Tentu kita semua tahu bahwa setiap jiwa pasti akan mati. Ia akan kembali kepada
Sang Pemilik jiwa. Semua perbuatan yang ia lakukan selama di dunia akan ia
pertanggungjawabkan di pengadilan akhirat. Jika amal kebaikannya lebih berat
maka ia akan masuk syurga, begitupun juga sebaliknya. Jika amal kejelekannya
lebih banyak maka ia akan masuk neraka.
Kalau kamu akan naik pesawat, kemudian kamu duduk di ruang
tunggu, kamu disyaratkan mesti sudah mengantongi boarding pass. Yaitu karcis untuk
menaiki pesawat yang berisi informasi jam keberangkatan, pintu masuk menuju
pesawat, nomor kursi, nama pesawat dan kota yang dituju. Tentu saja,
orang-orang yang berada di ruang tunggu itu beragam kebudayaannya, suku,
bangsa, bahasa, warna kulit, tradisi, keyakinan agama, jenis pekerjaan dan
sebagainya. Semuanya akan menaiki pesawat yang sama.
Di Airport (bandara) banyak sekali orang-orang
yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada yang pergi dengan rombongan, ada
yang sibuk menolong orang lain, ada yang asyik ngobrol, ada yang asyik baca
buku, ada yang tiduran, ada yang sms-an, ada yang belanja, dan sebagainya.
Namun, kesemuanya bersikap santun dan tertib. Masing-masing sudah mengetahui
jam keberangkatannya yang memang sudah ditunggu-tunggu untuk meneruskan
perjalanan lebih lanjut.
Bukankah kita tak berbeda dengan penumpang pesawat yang tengah
kita tunggu kedatangannya ?
Jika kita ibaratkan seperti di atas, setiap jiwa yang hidup di
dunia sudah memiliki boarding
pass (catatan
kematian). Yang memegang boarding
pass itu
adalah malaikat Izrail. Kita umat manusia sedang berada di ruang tunggu
menunggu giliran untuk naik pesawat (menuju kematian).
Lantas mau kemana mereka? Bagaimana suasana batin serta
pikiran mereka ? bahagiakah hidup mereka? Apakah nantinya mereka akan menjadi
penghuni syurga atau ada yang mampir ke neraka? Apa posisi dan jabatan mereka
dalam masyarakat?
Hidup kita ini bagaikan di Airport.
Kita sama-sama berada di ruang tunggu menunggu giliran jam keberangkatan
menaiki pesawat yang rute perjalannya melewati batas dunia, namun kita mesti
masuk dulu melewati pintu kematian (mortality gate).
Aku berdo’a semoga ketika suatu saat ajalku sudah dekat, aku
merasa bergairah menjemputnya sebagaimana ketika hendak masuk pesawat terbang.
Kita semua mesti siap dan penuh antusias mengingat jadwal kematian sudah pasti
dan semoga perjalanan itu menggembirakan dan memperkaya batin ibarat wisata
ruhani. Tidak hanya wisata, bahkan sesungguhnya pulang kepelukan Tuhan yang
Mahakasih.
Selama hidup di dunia, manusia akan di uji atau di berikan
cobaan oleh Allah. Apakah ia akan tetap pada keimanannya atau dia malah
menggadaikan keimanannya. Allah swt berfirman : “Allah yang menciptakan mati
dan hidup untuk menguji kamu dan Dia Maha perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs
Al-Mulk : 2)
Maka persiapkanlah diri kita untuk memperbanyak amal baik. Dan
persiapkanlah diri kita untuk melewati pintu kematian.
Bersihkan hati dan antusiaslah dalam menyambut kematian.
Allahumma ‘afinii fi qudratika wa adkhilnii fi rahmatika waqdli
ajali fi ta’atika wakhtimlii bi khairi a’mali waj’al tsawaabahul jannah.
0 comments:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar. Kritik dan saran saya tunggu.
Semoga hari ini menjadi hari yang penuh dengan kemuliaan dan penuh dengan harapan. Semoga Allah senantiasa membimbing, memberi petunjuk, dan lindungan-Nya kepada kita.